Balanced
Score Card adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja
seseorang yang berimbang antara dua aspek yaitu aspek keuangan dan nonkeuangan,
jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern.
Balanced
scorecard sendiri jika diterjemahkan bisa bermakna sebagai rapot kinerja yang
seimbang (balanced). Kenapa disebut seimbang karena pendekatan ini hendak
mengukur kinerja organisasi secara komprehensif melalui empat Perspektif utama,
yakni :
A. Perspektif
keuangan
Merupakan hasil akhir
yang ingin digapai oleh sebuah organisasi bisnis. Sebab tanpa menghasilkan
profit yang sustainable dan cash flow yang sehat, sebuah perusahaan mungkin
akan lebih layak disebut sebagai paguyuban sosial. Dalam Perspektif ini,
beberapa indikator kinerja (atau lazim disebut sebagai key performance
indicators atau KPI) yang kerap digunakan sebagai acuan antara lain adalah :
tingkat profitabilitas perusahaan, jumlah penjualan dalam setahun (sales
revenue), tingkat efisiensi biaya operasi (operation cost dibanding sales),
ataupun juga sejumlah indikator keuangan seperti ROI (return on investment),
ROA (return on asset) ataupun EVA (economic value added).
B. Perspektif
pelanggan
Merupakan tonggak
penting untuk mencapai kejayaan dalam aspek keuangan. Sebab tanpa pelanggan,
sebuah organisasi bisnis tak lagi punya alasan untuk meneruskan nafasnya.
Demikianlah untuk menggapai kesuksesan, perusahaan juga mesti memetakan
sejumlah ukuran keberhasilan dalam Perspektif pelanggan. Sejumlah key performance
indicator (KPI) yang lazim digunakan dalam Perspektif pelanggan ini antara lain
adalah : tingkat kepuasan pelanggan (customer satisfaction
index), brand image index, brand loyalty index, persentase market share,
ataupun market penetration level.
C. Perspektif proses bisnis internal
Beberapa
elemen kunci dalam proses bisnis internal yang layak dikendalikan dengan
optimal mencakup segenap mata rantai (supply chain) proses produksi/operasi,
manajemen mutu, dan juga proses inovasi. Beberapa contoh KPI yang lazim
digunakan dalam Perspektif ini antara lain adalah : persentase produk yang
cacat (defect rate), tingkat kecepatan dalam proses produksi, jumlah inovasi
proses dan produk yang dikembangkan dalam setahun, jumlah produk/jasa yang
di-delivery dengan tepat waktu, ataupun jumlah pelanggaran SOP (standard
operating procedures).
D.
Perspektif
learning and growth.
Perspektif ini sejatinya hendak
berfokus pada pengembangan kapabilitas SDM, potensi kepemimpinan dan kekuatan
kultur organisasi untuk terus dimekarkan ke titik yang optimal. Dengan kata
lain, Perspektif ini hendak meletakkan sebuah pondasi yang kokoh nan tegar agar
sebuah organisasi bisnis terus bisa mengibarkan keunggulannya. Contoh KPI (key
performance indicators) yang lazim digunakan untuk mengukur kinerja pada
Perspektif ini antara lain adalah : tingkat kepuasan karyawan (employee
satisfaction index), level kompetensi rata-rata karyawan, indeks kultur
organisasi (organizational culture index), ataupun jumlah jam pelatihan dan
pengembangan per karyawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar